Sabtu, 05 Desember 2009

Cicak!


SAYA merasa bosan. Dikamar ukuran 4x6 meter, saya tak tahu lagi mau berbuat apa. Sudah jam 3 pagi, tapi tak juga mengantuk.

Saya tatapi langit-langit kamar. Lama. Sambil menerawang, menyusun ulang memori saya hari ini. Tapi, tak ada yang spesial.

Lagi asik menatap langit-langit. Wah, saya lihat cicak! Cicak ukuran sedang. Eh sepertinya dia menatap saya! Saya tatap balik. Lama-lama kok jadi seperti meledek. Iya, itu cicak meledek saya! Ya, saya ledek balik saja! Wlueek... Gilanya saya.

Eh, eh dia dapat nyamuk. Asiknya dia. Tinggal hap lalu di tangkap. Seperti lagu jaman kecil dulu..

Hmm.. Saya jadi ingat masih punya senter laser hadiah dari liputan! Senter biasa tapi cahayanya laser merah kecil. Baterainya pakai baterai jam, isi tiga.

Saya ganggu saja itu cicak nakal pakai laser. Awalnya buntutnya saya sorot. Belum ada reaksi. Saya sorot badannya. Juga belum ada reaksi. Saya kesal. "Apa cicak ini buta?" pikir saya. Ah tidak mungkin. Kan barusan dia dapat nyamuk.

Saya coba sorot di sebelah matanya. Oh cicaknya bergerak! Sinar laser saya malah mau di makan! Saya sorot saja matanya. Dia diam.

Saya sorot lagi sebelah matanya. Dia mau makan lagi, tapi sinarnya saya jalankan menjauh. Eh dia kejar! Tapi ragu-ragu. Ah asiknya menggoda cicak. Cicak dungu! ahaha..

Awas saja kalau dia sampai buang hajat di atas muka saya. Saya timpuk pakai kertas nanti.

Saya menerawang. Sesampainya di sarang nanti, itu cicak pasti akan bercerita kepada teman-temannya. Mungkin kira-kira begini pembicaraannya:

Si cicak dungu: "Ah saya tadi lihat nyamuk. Tapi berwarna meraah! Nyamuk jenis baru, pasti lezat. Tapi susah saya tangkap."

Cicak lain: "Ah mana mungkin. Kamu mabuk barangkali!"

Si cicak dungu: "Benar kok. Berani sumpah. Coba saja kamu lihat, itu di lampu sebelah sana."

Cicak lain: "Ah masa sih."

Si cicak dungu: "Iya benar. Gerakannya lebih lincah dari nyamuk biasa. Bahkan terbangnya tanpa bunyi!"

Saya tertawa ringan. Seringan kapas. Dan cicaknya pun pergi kebalik bingkai foto. Lagi-lagi seperti meledek dengan meninggalkan bunyi ckckck.. Sial!

Ngomong-ngomonh soal cicak. Kakak saya takut cicak. Kalau dekat cicak dia pasti menjerit. Pernah dikamar mandi, tau-tau dia teriak, eh tak taunya cuma gara-gara ada cicak lompat ke tangannya.

Ngomong-ngomong soal cicak. Alangkah spesialnya binatang itu. Dia bersama nyamuk dan semut. Ya, tiga binatang itu sangat spesial bagi saya. Kenapa? Karena tiga binatang itu hampir pasti bisa dijumpai di setiap rumah. Rumah manapun. Rumah siapapun. Bahkan rumah presiden sekalipun. Pasti ada!

Ah saya jadi ingin coba sejam jadi cicak. Satu jam saja. Cuma mau tau rasanya merayap di tembok. Pasti asik. Bahkan di Malaysia sudah produksi film superhero bernama Cicak Man. Konyol. Tapi itulah cicak. Begitu mendunia. RJ

3 komentar: